Wednesday, November 18, 2009

CARA MELAKUKAN PENGECORAN BETON BERDASARKAN PERATURAN BETON INDONESIA

Beton adalah campuran antara semen pasir dan krikil (split), yang merupakan sala satu konstruksi yang sangat penting dalam struktur bangunan, fungsi dari beton adalah untuk menahan daya desak, sehingga dalam pengerjaan pembuatan beton hendaknya diperhatikan dengan seksama, agar dapat tercapai mutu beton sesuai dengan yang diharapkan.

PERSIAPAN

Sebelum pembuatan beton dimulai, semua alat pengaduk dan alat pengangkut beton harus bersih, sebelum beton dicor lokasi yang akan di cor harus dibersihkan dari kotoran kotoran.

PENGADUKAN

Pengadukan beton pada semua mutu beton, kecuali mutu Bo, harus dilakukan dengan mesin pengaduk, agar pengadukan dapat sempurna, selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus dijaga, apakah jumlah air pencapur sudah cukup tepat, waktu pengadukan bergantung pada kapasitas pengaduk, tetapi pada umumnya lama pengadukan diambil paling sedikit 1,5 menit setelah semua bahan bahan dimasukan ke dalam drum pengaduk, perhatikan apabila pengadukan sempurna hasil adukan mempunyai warna yang sama.

PENGANGKUTAN

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilaksanakan jangan sampai terjadi pemisahan dan kehilangan bahan, apabila jarak pengangkutan jauh dan memerlukan waktu, adukan beton umumnya harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air, dan bila diperlukan waktu pengangkutan yang panjang, jangka waktu tersebut dapat diperpanjang 2 jam tetapi adukan beton harus digerakan kontinu secara mekanis, bila diperlukan waktu yang lebih panjang lagi maka diperlukan bahan penghambat pengikatan.

PENGECORAN DAN PEMADATAN

Beton harus dicor sedekat dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah pemisahan bahan bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan, sejak pengecoran dimulai, pekerjaan harus dilanjutkan tanpa henti sampai mencapai lokasi yang ditentukan.

Untuk mencegah rongga rongga kosong dan sarang sarang kerikil, adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran, pemadatan dapat dilakukan dengan menumbuk numbuk adukan atau dengan memukul mukul cetakan, tetapi dianjurkan untuk menggunakan alat pemadat mekanis (vibrator).

Dalam hal penggunaan alat pemadat juga harus diperhatikan hal hal sebagai berikut:

Jarum penggetar harus dimasukan kedalam adukan beton secara vertikal, tetapi pada keadaan khusus boleh mering 45 derajat.

Selama penggetaran jarum tidak boleh di gerakan kea rah horizontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.

Jarum vibrator harus di jaga agar tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah mengeras, karena jarum beton tidak boleh dipasang lebih dekat 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras, dan juga tidak mengenai tulangan (besi beton), agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan tidak merambat ke beton yang sudah mengeras.

Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih dari 30 a 50 cm, bila pengecoran lebih tebal sebaiknya dilakukan secara bertahap, sehingga tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.

Saat menarik jarum beton, pastikan adukan beton sudah nampak mengkilapsekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai setelah maksimum 30 detik, penarikan jarum vibrator tidak boleh dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dapat diisi penuh dengan adukan.

PERAWATAN

Untuk mencegah pengeringan bidang bidang beton, selam paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus, dengan cara menutupi menggunakan karung karung basah, atau pada daerah daera tertentu yang memungkinkan dapat direndam.

0 comments:

toolbar powered by Conduit