Friday, July 31, 2009

Sombong Karena Amal Ibadah

Adapun obat takabbur yang timbul akibat ibadah yaitu dengan memperhatikan dengan sempurna, maka jika orang yang ahli ibadah melihat orang alim (ulama), maka merasalah si ‘abid (ahli ibadah) tetapi bodoh bahwa sesungguhnya ulama itu lebih utama daripada aku (’abid). Karena Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an:

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. [QS. Az-Zumar (39): 9]

Pangkat dan amal orang berilmu tentu lebih baik daripada orang yang tidak berilmu. Karena ulama adalah pewaris para Nabi, dan pewarisnya para shahabat.

Maka jika ‘Abid (orang yang ahli ibadah, tetapi tidak alim) melihat kepada selain ulama, maka ‘abid itu merasa lebih banyak ibadahnya daripada orang yang tidak ahli ibadah dan merasa lebih sedikit dosanya. Dan jika ‘abid melihat orang yang jelas berbuat ma’siat, maka ‘abid akan merasa yakin bahwa dirinya adalah orang yang sedikit dosanya. Abid berfikir barangkali dirinya diampuni dosanya sebab dari amal yang diperbuatnya, meskipun amalnya belum tentu diterima sebab dirinya tidak ikhlash. Maka jika ‘abid melihat orang kafir, maka ia merasa dirinya paling Islam. Padahal seharusnya ia berkata bahwa adakalanya orang kafir itu jika Allah memberi pertolongan, maka ia menjadi Islam dan lebih baik daripada dirinya (‘abid yang tidak berilmu). Seperti Sayyidina Umar ibnul Khaththab sebelum masuk Islam, semua Muslimin sama membenci, sebab sangat jelek perbuatannya. Maka setelah masuk Islam dengan pertolongan Allah, maka menjadi lebih utama dari para shahabat (selain Shahabat Abu Bakr). Sedang dirinya (‘abid) belum tentu apakah mati dalam keadaan iman atau tidak. Sebab Allah kuasa untuk mencabut iman dan amal seseorang sehingga orang itu celaka, seperti halnya Bal’am dan qarun serta Iblis, kami berlindung kepada Allah dari yang demikian (tercabutnya iman sehingga mati dalam keadaan kafir).

0 comments:

toolbar powered by Conduit